Selasa, 15 Juli 2014

When I Stuck with My Final Paper..

I love to feed my fishes when I was stuck a moment with my final paper. Look now, their stomach bloat up hahaha They need some exercises.

 Consider by the stomachs, I think I often stuck with my FP.

Rabu, 09 Juli 2014

Merayakan

Sebagai pemilih baru dalam Pemilihan Umum 2014, saya sangat bersyukur bisa menjadi bagian di dalamnya. pada pemilu 2009 saya seharunya bisa ikut pertama kali karna usia saya sudah mencapai umur 17 tahun saat itu. Tapi saya ogah ngurusin KTP trus daftar ke RT setempat. Tapi saya merasakan hal yang berbeda di tahun ini. Sebelum diumumkan KPU bahwa hanya ada dua pasangan calon pun, saya sudah punya jagoan sendiri. Apalagi di jaman serba teknologi ini, mudah sekali mendapat berita-berita tentang sepak terjang calon-calon tersebut. Saya turut serta dalam gegap-gempita pendukung capres pilihan saya. Menyenangkan bila banyak  artis-artis idola saya sevisi sama saya.

Tapi saya juga tidak mau kalap mata yang mengagung-agungkan capres-cawapres jagoan saya. Saya juga mencari berita-berita terpercaya (bukan black campaign murahan) mengenai saingan capres pilihan saya. Saya mau tau juga dong sosok figur seperti apa yang membuat orang-orang mendukung pihak sebelah.

Banyak hal dapat saya pelajari di proses pemilihan ini, baik sebelum bahkan sesudah hari pencoblosan. Saya belajar bagaimana menghormati pendapat orang yang berbeda pendapat dengan tidak langsung berkomentar pedas bahkan memfitnah orang tersebut. Saya belajar menahan diri demi mendapat pikiran jernih sebelum berkomentar. Seringkali saya juga pengen menghujat-hujat orang yang memfitnah pilihan saya, tapi saya memilih tidak menjelek-jelekan orang tersebut. Biarlah orang tersebut termakan dengan kebodohannya dengan mempercayai black campaign. Saya juga belajar menguji segala sesuatu, terutama melihat hasil quick count yang berbeda-beda. Saya belajar mencari informasi lembaga-lembaga survey tersebut. Mencari track recordnya dan tingkat validasinya. Saya juga belajar untuk terus mengawasi dan tidak tutup mata bila terjadi kecurangan-kecurangan hingga hari pengumuman KPU.

Terimakasih sudah menghadirkan pemilu yang luar biasa.. Jujur politik itu menyenangkan. Melalui pemilu ini saya belajar untuk tidak percaya begitu saja sama berita-berita yang disuguhkan. Saya juga belajar tidak tutup mata atas kejanggalan-kejanggalan yang terjadi. Saya juga belajar untuk tetap berdamai dengan orang yang punya pilihan berbeda. Saya juga belajar bahwa untuk mencapai mimpi kita diperlukan pengorbanan.
Saya bangga berbangsa Indonesia. Bertanah air Indonesia Raya!


Senin, 07 Juli 2014

Beauty Review: Salon Lexzi, Bandung

Saya udah sering denger beberapa temen rekomendasiin Lexzi Salon yang berlokasi di JL. Bengawan 37, Bandung (deket Papyrus Photo). Kalo kita dateng dari arah Jl.Riau, salonnya tuh ada di sebelah kanan sebelum Papyrus. Setelah baca-baca juga review di internet tentang salon yang katanya sesuai selera anak muda ini, saya putusin kesana beres UAS (kan seger tuh lagi panas-panas trus nyalon hehe..). Hari itu saya memutuskan buat potong rambut aja, selain lagi tanggal tua trus pengen ganti model gaya rambut :p Sampe disana ternyata cukup ramai, padahal saya dateng pas hari biasa dan siang bolong. Tempat parkir yang ga terlalu luas udah penuh. Tampak depan salon ini cukup simpel, bangunan 1 lantai khas salon umumnya lah yang diberi tembok batu2 gitu. Di dalam salonnya cukup besar dan banyak sofa-sofa nyaman buat yang nungguin. Trus saya daftar deh mau cuci-blow aja. Ternyata antriannya lumayan panjang, saya mesti nunggu kira-kira 30menit. 

Pelayanan yang ramah bikin saya betah lama-lama di sini. Mulai dari cashier, mbak-mbak yang keramasin, sampe mas-mas yang motong rambut juga ramah ngga berlebihan. Tiba saatnya potong rambut, sambil ngeliat beneran ga nih salon recommended buat potong rambut, saya minta potong rambut yg model-model sekarang aja. Mas-masnya juga ngasih masukan ko potongan yg cocok buat bentuk muka saya gimana. Dan saya suka hasil potongannya, rapi dan ngga kaya tante-tante. Trus dia ngasih tips dan treatment buat rambut saya keliatan oke. Jempolan deh!
Pas dikeramas sama aja kaya di salon lain sambil dipijet-pijet. Kekurangannya adalah cuma satu kali dishampoo dan ngga pake conditioner.


Tarif nyalon di Lexzi Salon lumayan lah buat kantong mahasiswa, sebanding dengan hasilnya. Gunting + cuci blow/catok Rp 55.000,-. Salon ini juga nyediain jasa meni-pedi, lulur, dll dengan harga yang menurut saya standar lah. Ga mahal tapi ga bisa dibilang murah juga.
Oke sekian review saya buat Lexzi Salon. Buat yang mau share pengalaman silakan berbagi di kolom komentar. My honor to hear your comments. Enjoy!