Rabu, 09 Juli 2014

Merayakan

Sebagai pemilih baru dalam Pemilihan Umum 2014, saya sangat bersyukur bisa menjadi bagian di dalamnya. pada pemilu 2009 saya seharunya bisa ikut pertama kali karna usia saya sudah mencapai umur 17 tahun saat itu. Tapi saya ogah ngurusin KTP trus daftar ke RT setempat. Tapi saya merasakan hal yang berbeda di tahun ini. Sebelum diumumkan KPU bahwa hanya ada dua pasangan calon pun, saya sudah punya jagoan sendiri. Apalagi di jaman serba teknologi ini, mudah sekali mendapat berita-berita tentang sepak terjang calon-calon tersebut. Saya turut serta dalam gegap-gempita pendukung capres pilihan saya. Menyenangkan bila banyak  artis-artis idola saya sevisi sama saya.

Tapi saya juga tidak mau kalap mata yang mengagung-agungkan capres-cawapres jagoan saya. Saya juga mencari berita-berita terpercaya (bukan black campaign murahan) mengenai saingan capres pilihan saya. Saya mau tau juga dong sosok figur seperti apa yang membuat orang-orang mendukung pihak sebelah.

Banyak hal dapat saya pelajari di proses pemilihan ini, baik sebelum bahkan sesudah hari pencoblosan. Saya belajar bagaimana menghormati pendapat orang yang berbeda pendapat dengan tidak langsung berkomentar pedas bahkan memfitnah orang tersebut. Saya belajar menahan diri demi mendapat pikiran jernih sebelum berkomentar. Seringkali saya juga pengen menghujat-hujat orang yang memfitnah pilihan saya, tapi saya memilih tidak menjelek-jelekan orang tersebut. Biarlah orang tersebut termakan dengan kebodohannya dengan mempercayai black campaign. Saya juga belajar menguji segala sesuatu, terutama melihat hasil quick count yang berbeda-beda. Saya belajar mencari informasi lembaga-lembaga survey tersebut. Mencari track recordnya dan tingkat validasinya. Saya juga belajar untuk terus mengawasi dan tidak tutup mata bila terjadi kecurangan-kecurangan hingga hari pengumuman KPU.

Terimakasih sudah menghadirkan pemilu yang luar biasa.. Jujur politik itu menyenangkan. Melalui pemilu ini saya belajar untuk tidak percaya begitu saja sama berita-berita yang disuguhkan. Saya juga belajar tidak tutup mata atas kejanggalan-kejanggalan yang terjadi. Saya juga belajar untuk tetap berdamai dengan orang yang punya pilihan berbeda. Saya juga belajar bahwa untuk mencapai mimpi kita diperlukan pengorbanan.
Saya bangga berbangsa Indonesia. Bertanah air Indonesia Raya!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar